Veranda @ English UNJA

Fostering Creativity and Innovation through Writing and Sharing

Saya dan serana

Oleh : Rizky Nur Hidayah

Bunga yang telah bermekaran itu

Akhirnya kucabut, tak lupa juga kuberi makna

Apakah aku masuk ke dalam daftar nama pahlawan

Karena aku telah gugur dalam memperjuangkan cintaku sendiri.

Apakah kau sempat mengenang semua jasa

Jika iya, mengapa tak setetes dari air mata

Yang kau cegah untuk Jatuh kedalam sebuah serana

Aku hanyalah ilalang yang berharap akan cinta dari setangkai mawar

Menerka nerka waktu saat ia akan memungutku

Kutemui bahwa hari hari itu hanyalah fatamorgana

Aku Mati dalam layu dan terbakar atas percikan kesetiaan

Tenang saja, semuanya sudah menjadi abu

Berbahagialah di singgahsana barumu.

Aku meminta sebuah maaf, aku berhasil mengingatnya lagi

Dahulu kau adalah rumah dengan fondasi terkuat

Dikala badai Berusaha mengganggu ku

Kau punya tatapan yang setenang lautan

Sehingga aku senang Berlayar disana

Kau pernah menjelma jadi sebuah pohon yang memberi kesejukan

Disaat seantero bumiku habis di luluh lantakan

Namun Disaat Pertemuan terakhir itu

Aku sesak lalu terjebak dalam segudang tanya yang mencari jawabnya

Kau siapa?

Aku tak pernah mengenal orang sepertimu

Dari semua yang sedang mekar dan bertumbuh

Mengapa harus Cintamu yang menjadi Layu

Aku Berhenti disana, Karena kau melepasku tanpa ragu

Usai, tak ada harapan lagi

Semua angan sudah kubenamkan dalam dalam

Sisa sisa ekspektasi yang juga sudah kubereskan

Kini ku berhadapan dengan realita, tenang saja aku tak akan melawan

Mari ucapkan selamat tinggal pada mimpimu juga mimpiku

Dengan ini kututup namamu dalam Doa ku

Selamat tinggal kasih tak sampai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *